Objek Wisata Greenland Aceh Besar ini sebenarnya sudah bertahun-tahun berdiri di tengah-tengah perbukitan yang cantik. Namun saya baru dengar namanya ketika diumumkan akan dilaksanakannya Aceh Blogger Gathering.
Destinasi wisata outdoor itu pun menjadi venue kumpul blogger Aceh selama 5-6 Desember 2015.
Namanya terdengar luar negeri, Greenland: pulau terbesar di dunia terletak dekat Kutub Utara.
Saya membayangkan akan menikmati panorama layaknya foto-foto perjalanan di pegunungan Eropa atau Amerika yang menyebar banyak di dunia maya.
Ekspektasi itu agaknya mulai terpenuhi saat tur kami memasuki kawasan Kota Jantho, yang selama ini dikenal Kota Mati.
Bis melintasi jalanan yang sepi di antara gedung-gedung yang tampak sunyi. Panorama Gunung Seulawah dan Bukit Barisan sebentar-bentar kelihatan dari celah-celah dedaunan.
Saya cukup menikmati pemandangan dari balik kaca jendela bis.
Di kanan, satu petak sawah sudah ditumbuhi tunas padi yang menghijau, dikepung petak-petak sawah yang masih kecokelatan. Sebagai latarnya, berjejer bukit kecil di antara Seulawah Dara yang tampak lebih dekat dari yang biasa saya lihat saat melintasi Jalan Nasional Banda Aceh – Medan.
Di kiri, tanah-tanah lapang dengan background Bukit Barisan. Gumpalan awan putih berarak di depan kontur pegunungan yang biru kehitaman.
Hingga pada satu titik selanjutnya menjelang objek Wisata Greenland Aceh Besar terlihat belasan ekor sapi merumput di tanah lapang dengan latar Bukit Barisan.
Tuing, tuing…
Pikiran saya sejenak mundur ke bulan Mei lalu. Saat itu saya menempuh perjalanan ke Talgarno, Negara Bagian Victoria, Australia. Sebuah kawasan Dataran Tinggi-nya Australia tempat usaha peternakan sapi dan domba dijalankan.
Nah, dalam perjalanan ke sana, saya melihat gerombolan sapi dan domba—layaknya Shaun The Sheep—merumput di tanah lapang yang lebat ditutupi rumput hijau.
Bedanya, tak ada gerombolan domba dalam perjalanan saya ke Wisata Greenland Aceh Besar. Bahkan, tak satupun bermunculan keubiri, Shaun The Sheep-nya Aceh.
Selepas gerombolan ternak itu bis berhenti. Tepat di depan gerbang selamat datang yang berkonstruksi kayu.
Tak jauh melewati gerbang, ada satu spot untuk menikmati kegiatan outbound, flying fox, dengan relnya melayang di atas kolam dengan satu kedai apung di tengahnya.
Atraksi flying fox itulah yang ingin sekali saya coba pada hari kedua Aceh Blogger Gathering di Wisata Greenland Aceh Besar, tepatnya di Jantho.
Selanjutnya, saya dan puluhan peserta dari komunitas blogger, aktivis sosial media, duta wisata, dan komunitas menulis online lainnya, mengeruk ilmu blogging dari narasumber lokal dan nasional.
Acara ini digelar oleh Disbudpar Aceh bersama Aceh Blogger Community dengan mengusung tema “Ayo Menulis Aceh di Internet!”. Berharap akan semakin banyak berita (postingan) positif tentang Aceh untuk menepis image buruk terhadap Aceh yang selama ini masih menggaung di luar.
Setidaknya, itulah yang disampaikan Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh, Rahmadhani, saat pelepasan peserta di halaman Kantor Disbudpar Aceh, di Banda Aceh.
Ditambah, bahwa tren marketing pariwisata Indonesia saat ini ialah marketing berbasis IT.
Happy weekend, salam dari Wisata Greenland Jantho·[]
Writer: Makmur Dimila
Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂
One thought on “Wisata Greenland Aceh Besar”