Saatnya Mie Daus

mie daus
Mie Daus. Photo: Makmur Dimila

Pengumuman! Daus Shop telah membuka gerai khusus mie.

Daus Shop dikenal sebagai brand warung nasi goreng bercitarasa khas di Kota Banda Aceh. Karakter yang bertahan sejak dibuka tahun 1970 oleh pemiliknya, Firdaus. Di Jalan Panglima Polem, Peunayong, restoran Daus Shop berdempetan dengan gerai Mie Razali.

Dua warung makan itu selalu menjadi sasaran tamu luar daerah bahkan mancanegara yang ingin menyantap kuliner khas di Banda Aceh.

Jika Mie Razali dengan menu Mie Kepiting, maka Daus mengandalkan Nasi Goreng Kambing Muda. Saya pernah mencoba dua unggulan ini, heum… Rasanya memang selalu terkenang.

Dan sekarang, saatnya mencoba Mie Daus.

Ya. Semenjak April 2015, Daus Shop meresmikan gerai khusus mie aceh. Letaknya di Jalan Pocut Baren, deretan Apotek Laris 5, depan gerbang masuk MTsN Model Banda Aceh.

Saya bisa melihat jelas neon box warna kuning dari jalan itu ketika bertandang ke sana beberapa malam yang lalu. Tulisan “Mie Kambing Muda” begitu menonjol.

Cahaya neon box yang mudah sekali dijangkau mata pengendara. Photo: Makmur Dimila
Cahaya neon box yang mudah sekali dijangkau mata pengendara. Photo: Makmur Dimila

Itulah menu unggulannya. Sama seperti nasi goreng. Namun, di dinding halaman resto tertera, ada juga Mie Ayam Kampung, Mie Daging, Mie Udang, Mie Kepiting, dan Mie Cumi-cumi.

Saya penasaran bagaimana rasa Mie Kambing Muda.

Sambilan menunggu pesanan, saya ke toko rental buku di sebelah Daus Shop. Rak-rak novel dan komik memenuhi toko itu. Saya membuka salah satu cerita petualangan Sherlock Holmes.

alamat mie daus
Deretan Mie Daus di Jalan Pocut Baren, Banda Aceh. Photo: Makmur Dimila

Namun, aroma kari kambing muda Mie Daus mengalahkan selera baca.


Akhirnya, saya sudahi halaman pertama petualangan Holmes. Meletakkanya kembali di rak, pending sewa.

Aroma rempah-rempah mengepul dari permukaan mie goreng basah. Potongan-potongan daging kambing, bawang goreng, bawang bombay, menyatu dengan mie kuning. Saya sirami dengan seiris jeruk nipis.

Pun saya pindahkan dua cincang timun dan beberapa kerupuk mulieng dari piring kecil ke tepi piring mie. Kelak, saya bisa cepat-cepat mencomotnya selagi meresapi bumbu-bumbu yang berbaur dalam mie.

mie daus
“Nyummy…” Photo: Makmur Dimila

Gigitan pertama saya teringat pada cita rasa mie aceh pada umumnya. Bahwa mie aceh sangat cocok di lidah orang Sumatera. Pedas. Kaldu daging mulai menggoda pada gigitan selanjutnya. Inilah yang menjadi pembeda. Mie dengan rasa kaldu kambing muda.

Dagingnya juga benar-benar matang dan memudahkan gigi untuk mengunyah. Saya tak perlu berkelahi. Hingga saya menikmati Mie Daus ga pake lama.

Saya tak yakin itu kunjungan terakhir.

Pada malam selanjutnya, saya dihidangkan Mie Udang. Potongan daging udang, terasa manis, dan itu cita rasa yang harus dinikmati di gerai berwarna kuning-oranye khas Daus Shop ini.

makan mie daus
Yuk, join saya. Photo: IST

Kucuran keringat di hidung dan jidat memberikan jejak bahwa saya berhasil makan Mie Daus dengan baik, sebagaimana mie aceh lainnya.

Rasanya melangit, pun harganya.

Menurut Helmi, Manager Mie Daus, berikut detail harganya:

  • Mie Kambing Muda @ Rp 30 ribu/porsi
  • Mie Kepiting @ Rp 30 ribu/porsi
  • Mie Ayam Kampung @ Rp 25 ribu/porsi
  • Mie Daging @ Rp 25 ribu/porsi
  • Mie Udang @ Rp 25 ribu/porsi
  • Mie Cumi-cumi cuma cuma @ Rp 20 ribu/porsi
  • Mie Biasa @ Rp 10 ribu/porsi

Mie Daus juga menyediakan beragam jus untuk melancarkan pencernaan Anda. Gerai buka mulai pukul 12.00 – 24.00 wib.

Jadi, sehabis banting tulang, banting stir, banting pikiran, bahkan banting meja selama seharian, saatnya bersantai sejenak di Mie Daus untuk banting lidah.[adv]

Writer : Makmur Dimila

Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂

3 thoughts on “Saatnya Mie Daus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *