Saya tak tega melihat kawanku ini terus mengerang sakit gigi. Sudah beberapa hari tak sembuh. Akhirnya kuajak dia ke Masjid Raya Baiturrahman. Ya, tapi bukan untuk sembahyang. Pun kami sampai di gerbang utara masjid itu tidak sedang masuk waktu salat.
Saya melirik 15 gerai Ranup Mameh di sisi jalan, pada persimpangan menuju Pasar Atjeh. Teringat pesan kawan saya yang hobi makan ranup: “kalau beli ranup mameh, pilihlah gerai nomor tiga dari masjid.”
Di gerai ketiga itu, seorang ibu paruh baya tengah memunjut-punjut sirih. Kami menghampirinya. Namanya Nurafni, kelahiran Aceh Utara, 1975. Ia ternyata sudah menjajakan kuliner khas Aceh ini semenjak tahun 1993 di Banda Aceh dan mulai menjual di gerai ini setelah tsunami.
Nurafni bangga mendagangkan cemilan berkhasiat itu. Ia bisa mandiri dalam berusaha.
Daripada takeurja bak göp, kön göt tameukat lagèe nyöe mantëng / Daripada kita kerja pada orang lain, mending saya jualan seperti di sini.”
Dia paling pantang ditunjuk-tunjuk pakai tangan kiri jika kerja pada orang lain.
Weueh haté lôn meunyö lagèe nyan / saya sangat sedih bila diperlakukan demikian,” alasannya.
Ngön usaha nyöe, watèe beungöh ka tatuhö jak, hana payah seumiké peu harôih tapeubuet / Usaha jual ranup mamèh ini, waktu pagi, saya sudah tahu harus kemana, tidak bingung untuk memikirkan apa yang harus saya kerjakan,” ucapnya.
Kami membeli tiga ribu ranup mameh. Dapat 12 punjut untuk Rp 3.000 rupiah. Murah sekali.
Racikannya benar-benar mantap. “Leumak,” komentar orang Aceh. Pahitnya daun sirih diimbangi rasa manis yang dihasilkan butiran biji pinang halus yang digongseng dengan gula aren.
Menurutnya, kebiasaan orang Aceh makan ranup sempat memudar. Namun sekarang, masyarakat Aceh mulai menggemarinya lagi. Hal ini menguntungkan usaha mereka. Ia rata-rata meraih pendapatan antara Rp 200-300 ribu per hari. Buka mulai jam 8 pagi sampai 11 malam. Terkadang, putrinya Dewi menggantikan posisinya jika ia ada keperluan lain.
Tak lama, kawan saya Ikbal Fanika, merasa baikan setelah kunyah beberap ranup mameh. Sebenarnya saya sarankan dia makan sirih tanpa pemanisnya. Tapi ditolak solusi yang lebih bagus itu. Tidak apa, yang penting saya berhasil membuat gigi dan bibirnya merah bagai orang habis minum sirup merah atau cewek yang make lipstik. Haha.
Saya sendiri suka mencarikan ranup mameh jika sedang meriang badan. Satu-dua punjut ranup itu bisa menyembuhkan. Daun bernama latin Piper betle ini memang banyak khasiat. Jika dimakan rutin, di antaranya dapat menghilangkan bau badan dan bau mulut, mengokohkan gigi, serta bikin awet muda.
Ureueng syik kamöe sampé tuha manteng teuga, bah pih ka bungkôk / Orangtua kami sampai tua masih kuat, meskipun sudah bungkuk badannya.
Pajôh ranup sabé,” simpul Nurafni siang itu.[]
Writer : Makmur Dimila
Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂