MACAU adalah sebuah daerah menuju inspirasi pariwisata dunia. Beragam keunikan yang dimiliki sangat berpotensi menjadi primadona baru dalam daftar tujuan para pelancong global. Namun hingga kini, daerah khusus Administratif Republik Rakyat Cina ini belum terpromosikan dengan baik.
Why logo MGTO berwarna merah-putih-hijau? 😀 |
Sebagian buzzer atau aktivis sosial media boleh-boleh saja menyatakan Macau merupakan salah satu target pelancong terpopuler di dunia. Tapi, bila kita melihat jauh, tak ada nama Macau dalam Daftar Destinasi Wisata Terbaik Asia versi TripAdvisor tahun 2012 maupun tahun 2014 .
Pada 2012, Macau masih kalah dari Ubud di Indonesia atau Hongkong yang status daerahnya sama di Cina. Pada 2014, Macau juga belum kelihatan namanya dalam Daftar 25 Destinasi Wisata Terbaik Asia, masih kalah dari Hongkong atau beberapa daerah lain di Cina seperti Guangzhou, Shenzhen, dan Chengdu.
Pihak Departemen Pariwisata Macau atau Macau Government Tourist Office (MGTO) baru saja memulai peningkatan promosi pada tahun 2014. MGTO pun telah berkomitmen, akan meneruskan langkah promosi dan pengembangan pariwisata yang menitikberat di seputar wisata rekreasi, demi tercapainya upaya pembangunan Macau sebagai sebuah pusat pariwisata dan hiburan dunia.
Seandainya Macau Government Tourist Office memberikan saya kesempatan studi wisata ke sana, saya akan gali konsep pemasaran pariwisata Macau dari sudut pandang Tourism Marketing 3.0 (baca: three point O).
For your information, Tourism Marketing 3.0 adalah konsep pemasaran pariwisata yang sudah mendapat banyak tempat untuk promosi wisata berbagai negara. Konsep ini dibukukan oleh Hermawan Kartajaya, ahli pemasaran pariwisata Asia asal Indonesia, bersama Philip Kotler dan Iwan Setiawan.
Ada tiga level marketing pariwisata dalam konsep Tourism Marketing 3.0. Pertama, tourism marketing 1.0 adalah tahap di mana suatu pelaku wisata hanya menjual produkwisatanya baik keindahan alam maupun industri kreatif. Kedua, pada level tourism marketing 2.0, pelaku wisata membuat experience (pengalaman) bagi costumer (wisatawan) seperti dalam bentuk festival. Ketiga, pelaku wisata sudah menjual human spirit dalam tourism marketing 3.0 seperti suatu keunikan budaya di Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) sudah ditiru dan dipelajari oleh turis seperti tari saman.
Nah, apakah pariwisata Macau saat ini sudah menerapkan tourism marketing 3.0 tersebut? Asumsi saya, pariwisata Macau baru menjalani level dua dari konsep Tourism Marketing 3.0. Perlu upaya ekstra untuk menjadikan Macau sebagai Pusat Dunia Pariwisata dan Kenyamanan.
Hal tersebut tidaklah sulit. Mengapa? karena Macau merupakan negara kecil yang terbentuk akibat perpaduan budaya Asia dan Eropa berikut mengandung potensi besar untuk menjadi pusat pariwisata dunia.
Atas dasar itulah, saya mengajukan ‘proposal’ studi wisata ke Macau melalui kompetisi “Why Macau” ini. Satu tujuan, saya ingin menemukan konsep Tourism Marketing 3.0 yang tepat bagi Macau, selain mendapatkan kesempatan jalan-jalan gratis sebagaimana diharapkan seluruh peserta lomba ini.
wah.. mau juga ke Macaw ini
Rahma, siapa dong yang ogah, hehe. Macau itu waw. 😀
Mantap Makmur! Berangkat kita ke Macau 🙂
Yok Bang kita ke sana bareng. Kwkw 😀
Proposal gimana nih mak?
ya..postingan ini adalah proposalnya 😀