Minggu pagi yang dingin. Embun masih membasahi dedaunan. Sesekali terdengar nyaringnya suara burung. Perjalanan dari Banda Aceh menuju Pemandian Air Panas, Aceh Besar, terasa sepi.
Sesampai di lokasi, para petugas di objek wisata pemandian air panas ini sedang sibuk mempersiapkan kedatangan tamu akhir pekan 25 Oktober 2015. Satu dari mereka sedang membersihkan sedikit sampah di sekitar kolam pemandian anak-anak.
Gadis berparas hitam manis itu berjalan melingkari tepian tiga kolam kecil yang dangkal, mengutip dedaunan yang jatuh dari terpaan angin. Selepas membersihkan kolam anak-anak, ia memeriksa deretan ruangan Spa Alami, yang dialiri air panas di saluran bawah lantai spa, ruangnya sekitar satu kali dua meter.
Ia kemudian berjalan ke arah kursi dekat tempat duduk tamu dan meraih tiket masuk pemandian air panas tersebut.
Fira, begitu gadis kelahiran 1997 itu disapa. Ia karyawan lepas di Objek Wisata Pemandian Air Panas atau lebih populer Wisata Ie Suuem. Bekerja hanya di hari libur. Anak kedua dari lima bersaudara ini bekerja untuk menabung dan membantu keluarganya.
Dia menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Kreung Raya Aceh Besar pada 2014. Ayahnya yang seorang petani bernama Zahri sangat mendukungnya untuk melanjutkan kuliah. Namun pendapatannya terbatas.
“Makanya setiap ada kesempatan saya akan bekerja dan menabung,” cerita Fira.
Di tahun 2014, Fira pernah lulus tes kuliah di Jurusan Kedoktoran Universitas Syiah Kuala. Namun saat menjelang kuliah, dia belum mampu menyanggupi kebutuhan biaya kuliah yang terlampau besar untuk keluarganya. Beasiswa Bidik Misi yang diajukannya pun tidak bernasib baik.
“Mungkin belum rezeki,” kenangnya.
Dia lantas terpaksa mengurungkan niat jadi dokter. Saat itu badannya bergetar, air mata membasahi pipinya. Pupuslah sudah cita-citanya menjadi dokter yang sempat terbawa dalam mimpi saat ia lulus tes di Kedokteran.
“Mungkin bukan Dokter yang baik bagiku,” ujar Fira.
Dia tak patah semangat. Tahun depan ia akan mencoba lagi. Ia ingin ambil jurusan Teknologi Informatik di Unsyiah.
“Umur masih muda, perjalanan masih panjang, harapan masih belum tercapai, semoga ke depan saya akan menjadi guru,” cetusnya.
Pemandian Air Panas tempat Fira bekerja terletak di Desa Ie Suuem, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, berjarak sekitar 40 km dari kampus impiannyaa, Unsyiah. Itu juga hampir sekitar 45 menit berkendara dari Pusat Kota Banda Aceh.[]
Guest Writer: Bulqaini Ilyas
Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂
Cerita Lain Penulis ini: Perjalananku Menjumpai Pelopor Sawit Pidie Jaya
Tetap semangat Fira. Ini kisah yang benar-benar mengharukan, semoga di TI menjadi jalan terbaik untuknya
Terima kasih Bang Monza, doakan yang terbaik buat Fira. 😀