Perjalanan ke Tugu KM 0 sejatinya perjalanan untuk menjawab penasaran saya. Masih membekas di ingatan, pada akhir 2011, saya dikejar monyet ketika jalan-jalan ke batas barat Negara Indonesia itu. Apakah saya akan kembali mengalaminya pada 2014?
[hr style=”single”]
Tidak! Saya malah terperangah begitu melihat suasana di Kompleks Tugu Kilo Meter Nol Indonesia tidak seperti tiga tahun yang lalu. Kedai-kedai wisata sudah dibangun di tempat mangkal monyet. Saya tak melihat lagi gerombolan spesies khas hutan tropis itu.
Telah pula dipasang letter “Kilo Meter Nol”. Turis saling rebut kesempatan berpose di sana. Termasuk saya dan tim.
Atraksi lain ialah letaknya. KM 0 berada di hutan tropis yang dilindungi, masuk dalam Kecamatan Sukakarya, Sabang. Berada di ketinggian, rimbun pepohonan cukup meneduhkan. Puncaknya dapat saya lihat ketika hendak mencapai The Canyon Dive Site (baca Snorkeling di Seulako) kemudian hari.
Kesempatan berkunjung ke tugu ini hampir tak pernah dilewatkan setiap wisatawan yang ingin melancong ke Sabang. Seakan-akan belum ke Aceh kalau tidak bertandang ke destinasi favorit di Pulau Weh ini.
Kilo Meter Nol juga spot menikmati sunset terbaik di Sabang.
Kita bisa berfoto bebas di beton pembatas dengan jurang. Dengan latar matahari tenggelam di belakang. Hari itu saya tidak datang untuk menikmati sunset, tetapi untuk “bertemu” dengan para monyet. Sayangnya, mereka tidak ada lagi. Huuu.
Ketika saya kembali ke Sabang pada Oktober 2014 (baca Tur Modal Pita Kuning), kompleks KM 0 sedang direnovasi, termasuk jalan menuju ke sana.Tugu akan dipermak. Kata pihak Pemko Sabang, proyek itu selesai awal 2015 dan saa itu pula dibuka lagi.
Anda dapat membaca laporan kami tentang Tugu KM 0 di Majalah Aceh Tourism edisi III, yang tentunya tidak sama dengan pengalaman saya ini.
Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂
Writer : Makmur Dimila
Sebelumnya, AIR TERJUN PRIA LAOT
One thought on “Monyet Kilo Meter Nol”