Mercusuar William’s Torren. FOTO: Yuliannova Lestari Chaniago |
Belanda mengagresi Aceh pada tahu 1873 untuk pertama kalinya. Para serdadu masuk melalui Selat Malaka. Menyerang dari perairan Ulee Lheu dan Meuraxa. Pada tahun-tahun berikutnya, penjajah semakin berhasrat menaklukkan Aceh. Perangkat komunikasi pun dibangun di Pulo Aceh pada 1875 di barat Ulee Lheu, mercusuar setinggi 85 meter.
Diberi nama Mercusuar William’s Torren. Nama seorang penguasa Belanda yang membiayai pembangunan menara suar itu. William Alexander Paul Frederich Lodewijk. Konon, mercusuar itu juga kado pernikahan Raja William dengan Ratunya. Namun, menara ini difungsikan saat itu untuk memandu kapal asing yang masuk ke Pelabuhan Sabang dan Ulee Lheu, melalui lampu suarnya.
Tidak hanya Aceh, menara suar juga didirikan di Pulau Karibia dan Holland, Belanda. Mercusuar William’s Torren di Karibia terkenal setelah dijadikan lokasi syuting film Pirates of Caribian. Di Belanda sudah dikonversi menjadi museum dan mungkin banyak peminat. Di Pulo Aceh, tampaknya baru sering dikunjungi usai tsunami.
Pantai di kaki bukit sekitar area Mercusuar William’s Torren. |
Pantai yang juga berdekatan dengan lokasi mercusuar. |
Pantai lainnya dijumpai jika mengelilingi tebing di sekitar bukit mercusuar. |
Kini, siapa saja bisa menikmati keindahan bahari dari puncak menara suar. Di barat Ulee Lheu, ada pulau yang tenar, Pulo Aceh, sebuah kecamatan di Aceh Besar. Dari beberapa pulau kecil di sana, ada tiga pulau berpenghuni, yaitu Pulo Bunta, Pulo Nasi dan Pulo Breuh.
Mercusuar William’s Torren berada di Gampong Meulingge, Pulo Breuh. Para turis bisa bertolak dari Dermaga Ulee Lheu atau Dermaga Lampulo, seperti dilakukan fotografer Safariku, Yuliannova Lestari, pada awal Maret lalu. Menumpangi boat kayu bermesin. Dengan waktu tempuh sekitar 3 jam ke Pelabuhan Meulingge.
Dermaga Lampulo, Banda Aceh. |
Eits, tunggu dulu, kata para petualang, Anda harus lebih dulu mendaki bukit-bukit untuk mencapai menara. Memasuki hutan tak sampai satu jam jalan kaki. Bisa juga bawa motor jika ingin bersusah payah. Atau bersepeda jika ingin lebih santai. Usaha berat itu tak sia-sia karena Anda juga bisa menikmati bangunan-bangunan bersejarah lainnya di area menara suar. Ayo bersafari ke Aceh 😀
Writer : Makmur Dimila/dbs
One thought on “Mercusuar William’s Torren, Kado Belanda untuk Aceh”