Jelajahi Sumedang, dari Ubi Cilembu ke Kampung Kaos Kaki

Cover Jelajahi Sumedang Safariku

Daging ubi ini berwarna kuning. Tetesan gula kecoklatan meleleh dan berkilau layaknya madu. Asap tipis mengepul ke udara. Aroma bakaran ubi bercampur madu pun merebak di atas meja kopi kami.

Sensasi itulah yang saya dapati usai mengupas kulit ubi cilembu bakar untuk pertama kalinya. Membuat saya ingin segera mendaratkan gigitan pertama.

“Ya Allah, rasanya enak sekali.”

Saya berkomentar kepada kawan saya di sebuah kedai kopi di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan. Bukan karena dagingnya yang lembut. Tapi rasa manisnya seperti rasa madu yang dihasilkan lebah: legit.

Saya tak percaya sampai saya kembali menggigitnya beberapa kali.

“Ubi ini hanya tumbuh di Desa Cilembu, Sumedang, Bang”.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Quality is Priority ✨ (@worldfarm.id) on

Kawan saya yang seorang jurnalis media nasional itu membuka cakrawala. Kenapa bisa seperti itu? Jawabannya kemudian bikin saya “gatal kaki” untuk segera menjelajahi Sumedang, melihat langsung di mana ubi cilembu itu tumbuh.

Terkesima Ubi Cilembu

Publikasi riset Agustina Monalisa Tangapo membuat saya makin mantap ingin bertandang ke salah satu kabupaten di Jawa Barat ini.

Hasil penelitian mahasiswa S3 ITB itu menyatakan ubi cilembu akan menghasilkan rasa yang berbeda jika ditanam di luar Desa Cilembu. Selain tanah, ada bakteri khusus yang mempengaruhi rasa manis madu pada ubi cilembu.

“Jadi saya meneliti mikroba khususnya bakteri rizosfer dan endofit yang mengasumsikan spesifik dengan lokasi dimana Ubi Cilembu itu berasal,” beber Agustina.

Jadi. Setiba di Sumedang nanti, saya tak sabar untuk berkunjung ke Desa Cilembu.

Sebab, hanya di desa ini the only one tempat which is bisa menghasilkan ubi cilembu (Ipomoea batatas var. Cilembu) dengan taste as weet as honey as I tried it for the first time di Jaksel. 😛

Desa Cilembu di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, menyempil di kaki Gunung Kareumbi.

Desa ini bahkan disiapkan sebagai pusat agrowisatanya Sumedang. Nantinya, ia bukan hanya pemasok ubi cilembu terbesar, tapi juga ada banyak atraksi wisata lainnya.

View this post on Instagram

 

A post shared by Andre Irawan (@andreirawan313) on

Hal itu tak terlepas dari tekad Pemerintah Kabupaten Sumedang. Ingin menjadikan Sumedang sebagai kabupaten pariwisata dan memiliki atraksi wisata kelas dunia. Visi ini digulirkan di bawah komando Dony Ahmad Munir yang terpilih sebagai Bupati Sumedang periode 2018-2023.

Dony bahkan menabur impian di tanah Cilembu. Ia ingin menjadikan potensi sumber daya alam ubi di desa itu layaknya apel malang.

“Saya akan mendorong agar mimpi saya menjadikan desa ini sebagai kawasan agrowisata ubi cilembu, layaknya apel malang,” tutur Dony ketika blusukan ke salah satu petani ubi cilembu.

Cilembu pun dijadikan prioritas sebagai kawasan agrowisata Sumedang tahun 2020.

Pemkab Sumedang tahun ini akan memperbaiki aksesibilitas, yaitu jalan menuju Cilembu dan mengembangkan berbagai atraksi wisata pendukung lainnya.

“Nanti wisatawan bisa ikut menggali saat panen ubi, mengolahnya, memasak ke oven, memakan di lokasi selain membawanya sebagai oleh-oleh,” kata Dony.

Wajar saja. Masyarakat Cilembu dikenal sudah budidayakan ubi cilembu semenjak tahun 1990-an.

Taryana, seorang petani ubi cilembu organik yang meneruskan orang tuanya dalam membudidayakan tanaman ubi jalar itu. Perjalanan usahanya menarik.

Alkisah, ia sampai harus belajar ke Jepang agar bisa menghasilkan komoditas ubi yang layak diekspor.

Hasilnya, kini produk ‘Honey Sweet Potato’ ini diincar eksportir Singapura, Hongkong dan Malaysia.

Sebab itu, Taryana, akan menjadi salah satu orang yang akan saya jumpai jika di Sumedang.

Seriusnya Jabar Juara

Sebelumnya, saya sempat beberapa kali ke Jawa Barat. Tapi hanya pernah menjelajahi Kota Bandung dan Garut.

Namun begitu, dari keliling dua kota ini, sudah cukup memberikan cuplikan betapa seriusnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) dalam membangun daerah, khususnya di bidang pariwisata.

Ridwan Kamil, atau dikenal Kang Emil, memimpin Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dengan visi: terwujudnya Jawa Barat juara lahir batin dengan inovasi dan kolaborasi. Singkatnya, Jabar Juara. Menang dalam segala hal.

Sabtu lalu, Bupati Sumedang tampak girang sekali saat menyambut kunjungan Gubernur Jabar ke wilayahnya.

Kedatangan Kang Emil seakan-akan segera mewujudkan impian Dony menjadikan Sumedang sebagai daerah pariwisata, menyamai bahkan kalau bisa melampaui prestasi Banyuwangi di Jawa Timur dalam sektor pariwisata.

Tak tanggung-tanggung, Pemda Jabar gelontorkan Rp 30 miliar kepada Pemkab Sumedang untuk pengembangan wisata di sekitar Waduk Jatigede.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by armanfauzigultom⭕ (@armanfauzigultom) on

Bantuan itu diserahkan dalam acara Sapa Warga di Kampung Buricak Burinong di Dusun Cisema Desa Pakualam, Kecamatan Darmaraja.

Di Kampung Buricak Burinong yang identik dengan aksen warna-warni itu, Kang Emil pun menikmati pemandangan bendungan sebelum mencoba atraksi paralayang.

Dony berkata dengan gembira. Bantuan Rp 30 miliar itu ternyata tahap pertama, tahun depan akan ada lagi bantuan untuk pembangunan menara.

“Kata Kang Emil, menaranya mirip menara Eiffel, bagus untuk swafoto dengan pemandangan hamparan Bendungan Jatigede,” cerita Dony melalui akun Instagramnya.

Kang Emil juga melawat ke Bukit Panenjoan, Desa Jemah, Kecamatan Jatigede. Dari puncak Bukit Panenjoan, Waduk Jatigede terlihat lebih indah.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Dony Ahmad Munir (@dony_ahmad_munir) on

Jika langit cerah, pengunjung dibuat terkesima oleh panorama Puncak Damar dan Kampung Cisema, serta pulau-pulau kecil mengapung di permukaan waduk.

Kali ini yang membuat wajah Dony Sumringah, dia diperlihatkan sketsa yang dibuat Kang Emil di lokasi kunjungan. Sketsa tangan Sang Gubernur di kertas putih menggambarkan masjid dan menara yang dihubungkan sebuah jembatan.

Objek baru itu rencananya dibangun pada tahun 2021. “Selain sebagai tempat ibadah, juga destinasi wisata,” jelas Dony.

Singa yang Baru Bangun

Sumedang adalah singa yang baru bangun. Kita akan segera mendengar aumannya di Nusantara. Memperkaya khasanah Pesona Indonesia.

Lihatlah bagaimana West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019 berlangsung. Salah satunya, pertandingan kelas Cross Country yang digelar di arena Batu Dua; kawasan lereng bukit di Gunung Lingga Desa Linggajaya Kecamatan Cisitu.

Para peserta kompetisi paralayang internasional itu mengenakan kostum variatif. Warna-warni dan motif yang beragam. Satu per satu mereka terjun dan melayang dari lereng bukit.

Ada yang mengenakan kostum berbentuk ayam, kera, burung, naga, keris, bajak, pesawat, hingga bertema buah-buahan. Setiap aksi mereka berhasil mengundang tawa penonton.

Peserta asal Turki, Viras, terpukau dengan kegiatan itu. Menurutnya, West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019 berjalan baik dan masyarakatnya ramah.

“Ketika berinteraksi dengan panitia, di mana-mana semua orang di sini sangat ramah. Ini mencerminkan sekali karakter orang-orang di sini (Sumedang),” kata Viras.

West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019 pertama kali digelar oleh Pemkab Sumedang. Event berlangsung pada 22-28 Oktober ini sukses mendatangkan 160 pilot paralayang dari 20 negara.

Kompetisi ini mempertandingkan kelas Accuracy yang berlangsung di Kampung Toga dan kelas Cross Country di Batu Dua. Ada juga Fun Fly yang dihelat di Waduk Jatigede dan Festival Budaya dengan menampilkan berbagai pertunjukan seni & budaya hingga kuliner lokal.

Usai penutupan acara itu, dengan mantap Bupati Sumedang mengatakan, “sekarang Sumedang menjadi semakin percaya diri untuk menjadi kabupaten pariwisata yang mempesona hingga menjadi tujuan destinasi wisata kelas dunia. Insyaallah.”

Destinasi Wisata Sumedang

Sumedang sebelumnya hanya dikenal dengan tahu dan ubi cilembu. Tapi sebenarnya, ada puluhan destinasi wisata, baik dari objek wisata alam, seni & budaya, kuliner, hingga peninggalan sejarah.

Para pecinta wisata alam, dianjurkan untuk mendatangi destinasi yang tengah hype. Di antaranya Curug Cipongkor; Curug Cigorobog; Curug Cinulang; Cipanas Sekarwangi; Cipanas Cileungsing; Cipanteuneun; Gunung Tampomas; dan Bumi Perkemahan Kiara Payung.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by armanfauzigultom⭕ (@armanfauzigultom) on

Berikutnya ada Mata Air Sirah Cipelang; Puncak Damar Baros Jatigede; Pangjugjugan; Taman Endong; Pemancingan Cikandang Indah; Panenjoan Pasir Biru; Perkebunan Teh Marguwindu; Situ Cilembang; Arung Jeram Pangcalikan; Pemandian Air Panas Congeang; Mata Air Cikandung; dan Batu Agung.

Dari kategori wisata buatan manusia (man made), Sumedang memiliki destinasi yang memikat. Mulai dari Museum Prabu Geusan Ulun; Waduk Jatigede; Kampung Toga; Kampung Ciherang; Lapangan Golf Giri Gahana;

Berikutnya ada Kawasan Agrowisata Sumedang; Wisata Air Gajah Depa; Menara Loji; Kolam Rancagoyang; Waterboom Paseh; Tugu Binokasih; Alun-alun Kota Sumedang; Wisata Paralayang Gunung Lingga; Jembatan Cincin; dan Saung Cibingbin.

Wisata sejarah dan spiritual di Sumedang juga menarik. Ada Masjid Agung, Makam Dayeuh Luhur, Makam Cut Nyak Dhien, Makam Gunung Lingga, Jembatan Cincin; Benteng Gunung Palasari, dan Benteng Gunung Kunci.

Saksikan juga seni dan budayanya. Nikmati pertunjukan seni karinding, beluk, tutunggulan, gondang, dan tarawangsa.

Tentu, belum puas bila tidak mencoba wisata kuliner dan oleh-olehnya. Khas dari Sumedang, selain tahu dan ubi cilembu, ada soto bongko, salak bangkok, sawo citali, sale pisang manis, sambal oncom.

Jangan lupa bawa pulang opak dan emping conggeang, wayang cimasuk, mebel paseh, sandal kayu kelom, kopi luwak rancakalong, mangga gedong gincu, rajutan padasuka, dan senapan angin.

Infografis Jelajahi Sumedang Safariku
Infografis Jelajahi Sumedang. Didesain oleh Safariku; data diolah dari berbagai sumber terpercaya.

Bila saya sedang di Sumedang, satu per satu saya akan eksplor destinasi wisata Sumedang itu. Berikut bagaimana masyarakat lokal yang terlibat langsung dalam pembangunan ekonomi kreatifnya.

Keinginan saya itu terinspirasi dari keberhasilan Pemkab Sumedang menekan angka kemiskinan pada tahun 2019, yang mengandalkan pariwisata dan ekonomi kreatifnya.

Angka kemiskinan Sumedang tahun 2019 menembus 9.05 % atau menurun signifikan sebesar 0.71 % dari tahun sebelumnya.

Capaian tersebut menurut BPS setempat, termasuk yang paling tinggi di Jawa Barat. Capaian ini buah dari pelaksanaan berbagai program unggulan Pemkab Sumedang mewujudkan visi Sumedang Simpati (Sejahtera, Agamis, Maju Profesional dan Kreatif).

Optimisme Sumedang Simpati

Sebelum dikunjungi Kang Emil pada akhir pekan lalu, Dony telah memukul gong tanda dimulainya membangun Sumedang dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Tentu saja sejalan dengan visi Sumedang Simpati yang digulirkannya semenjak ia dilantik sebagai bupati pada September 2018.

Sebagai daerah yang kaya budaya dan pesona alam, pengembangan pariwisata Sumedang akan diperkuat lagi pada tahun ini.

“Sumedang akan kami jadikan kabupaten pariwisata, serta salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia, bahkan di dunia,” ujar Dony.

Tak hanya itu, dari sektor kreatif pun terus digeber melalui visi Sumedang Kreatif. Program unggulan Gerakan Wirausahawan Muda (Garuda) menjadi motor penggerak ekonomi kreatif di Sumedang.

Pada 2019, Garuda menginisiasi berbagai jenis pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat. Kegiatan ini dikemas dengan skema One Village One Product (OVOP) dan One Village One Company (OPOC).

Misalnya pelatihan kampung alumunium di Kecamatan Darmaraja, kampung kaos kaki di Kecamatan Ganeas dan kampung sepatu di Kecamatan Situraja.

Tahun ini, Garuda terus mengepakkan sayapnya ke kampung-kampung lain. Caranya, berkolaborasi dengan berbagai pihak (pentahelix) untuk meningkatkan kapasitas produksi dan akses pasar.

“OVOP dan OPOC akan terus dipacu melalui pengembangan Kampung Kerudung, Kampung Kolor dan Kampung Kopeah. Juga akan dibangun gedung Creative Centre yang diharapkan dapat memacu kreativitas masyarakat, khususnya kaum milenial untuk berwirausaha,” sebut Dony, awal Januari lalu.

Kampung Kaos Kaki adalah julukan untuk Kampung Cikondang.

Para pemuda di desa ini memanfaatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk menjalankan usaha produksi kaos kaki.

Sebanyak 20 pemuda mengikuti pelatihan pembuatan kaos kaki. Dari awalnya menggunakan mesin manual, kini mereka dapat membuat kaos kaki dengan mesin digital; sehingga lebih cepat. Hal ini tak lepas dari bantuan Pemda Jabar dalam mewujudkan OVOP.

Saya tergugah. Paling tidak, para pemuda Desa Cikondang berhasil menjadi orang-orang kreatif, tentu saja dengan dukungan pemerintah daerahnya.

Jadi, tak hanya karena keberhasilan ubi cilembu, ada banyak hal lainnya yang membuat saya ingin segera menapaki Sumedang; menceritakan kisah inspiratif lebih banyak lagi.[]

Writer: Makmur Dimila

Rujukan:

  1. https://www.itb.ac.id/news/read/56854/home/teliti-mikroba-dalam-ubi-cilembu-agustina-monalisa-raih-doktor-di-sith-itb
  2. https://regional.kompas.com/read/2019/01/01/06513851/bupati-sumedang-dorong-desa-penghasil-ubi-cilembu-jadi-agrowisata
  3. https://republika.co.id/berita/pzu32p423/ubi-cilembu-sumedang-primadona-mancanegara
  4. https://www.sumedang.online/2020/02/kunjungi-jatigede-gubernur-jabar-berikan-bantuan-keuangan-ke-sumedang/
  5. https://www.instagram.com/p/B8lmPUzpXS1/
  6. https://www.instagram.com/p/B8l82QTpP8M/
  7. https://www.youtube.com/watch?v=2wkk2dgPmv8
  8. https://jabarprov.go.id/index.php/news/34944/2019/10/28/Resmi-Ditutup-West-Java-Paragliding-World-Championship-and-Culture-Festival-2019-Sukses-Memukau-Pilot-Dunia
  9. https://tinewss.com/refleksi-sumedang-simpati-2019-angka-kemiskinan-sumedang-menurun-tajam/
  10. https://www.inilahkoran.com/berita/42530/ternyata-ini-rahasia-sukses-kampung-kaus-kaki-di-sumedang

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *