Kota Takengon dari puncak Burni Gayo, 24 Agustus 2014. FOTO : Makmur Dimila |
SETINGGI-tingginya letak Kota Takengon, lebih tinggi posisi kami, lagi. Hanya sore itu, tapi ya, Minggu 24 Agustus 2014. Jika Anda ke ibu kota Aceh Tengah, dari jalan kota akan kelihatan tulisan “Gayo Highland” di sebuah pegunungan seperti tulisan “Hollywood” di Los Angelos.
Siapa yang curi huruf ‘D’ ha? 😀 Foto diambil 25 Januari 2014 pukul 07.55 WIB. |
Saya pikir, Takengon adalah kehidupan dalam sebuah kawah. Dalam ‘kawah’ itu, setengahnya perkotaan, separuh lagi Danau Laut Tawar. Gugusan gunung mengelilingi keduanya.
(Baca Danau Lut Tawar di sini)
Danau dari Spot Pertama. FOTO : Makmur Dimila |
Spot Pertama, sekaligus parkiran jika ingin hiking. FOTO : Makmur Dimila |
Jeh hai.. ada model ibu kota :p FOTO : Jufriadi |
Setengah jam berlalu menunggu mereka puas. kami parkir motor di spot itu. Bergegas mendaki puncak Gunong Gayo. Saya pikir, Pemko Aceh Tengah (barangkali pihak Dinas Pariwisata), sangat paham apa yang dibutuhkan turis.
Ya, kami mudah saja menapaki tangga beton yang lebar, yang sengaja dibangun untuk memudahkan para pendaki. Kelelahan mendera hanya karena kami tak pernah jogging—tahunya nyungging senyum di depan kamera, haha.
Kiri: Saat pertama mendaki. Kanan: Di pertengahan hiking “Tembok Cina” :p FOTO : Makmur Dimila |
Cemara, bingiiits,, cantiknya. Pengan bawa pulang untuk hiasan rumah. Preeet! :p FOTO : Makmur Dimila |
Pendakian melalui lebih dari seratus anak tangga. Panorama cemara dan gugusan gunung menyejukkan mata. Jika kamu mau lebih terasa, nyanyikan saja lagu yang biasa disuruh guru semasa SD, berikut:
Naik..naik..
ke puncak gunung..Tinggi..tinggi sekali..
Amazing! FOTO : Makmur Dimila |
Atas: Eforia ’45’ 😀 Bawah: Enjoy aja.. FOTO : Makmur Dimila |
Atas: Siapa tu motret2? 😀 Bawah: Padatnyaaa FOTO : Makmur Dimila |