Dari Singapore ke UK, Memori di Sada Coffee

wallpaper sada safariku

Ruangannya kecil. Kira-kira dua badan bis damri. Dindingnya dicat dengan warna putih kusam. Sangat kalah putih dengan kaos yang saya kenakan.

Sore itu, saya duduk menghadap seorang kawan. Selagi menyesap kopi, dia menatap sesuatu di belakang saya. Ke arah dinding di samping meja barista.

Di sana, ada bus bertingkat warna merah berhenti di tengah jalan yang bersih. Tak ada kendaraan lain. Tak ada pohon. Tak ada pengamen, penjaja koran, penjual mainan, apalagi ternak!

wallpaper di Sada Coffee
Photo: dimiladaily.blogspot.com

Tapi di kanannya, dekat bangunan bergaya latin, tiga orang serba hitam seperti membicarakan sesuatu. Di sisi kiri, beberapa orang jalan kaki di halaman deretan gedung bergaya sama.

Sebuah lukisan yang menarik.


Tapi Anda salah, itu bukan lukisan. Melainkan wallpaper yang ditempel pemiliknya. Saya tahu dari seorang pelayan.


Namun, gambar yang ada pada kaos saya juga tak boleh diabaikan. Kawan saya itu bahkan bilang, desain kaos saya sangat mendukung gaya saya berpose di wallpaper satu lagi.

Pada dinding yang menghadap meja di samping kami, saya lihat sebuah jam. Pukul 7.37. Menempel pada puncak gedung. Bukan Jam Gadang Sumatera Barat. Tapi Tower Jam Inggris.

“British Clock Tower”, demikian tertulis.

Namun, mendongak ke tulisan “UK” di sisi tower itu lebih menarik bagi saya ketika difoto kawan saya. Dua huruf fenomenal yang bertengger di atas jembatan.

United Kingdom, saya harus ada di sana suatu saat. Tak boleh selalu melintasi Ulee Kareng, UK-nya Banda Aceh.

Komposisi yang bagus dibuat oleh Muksalmina Blc, kawan saya itu meski sebenarnya senior saat di kampus dulu. Singa berwarna merah kuning hijau di dada saya, kontras dengan tatapan saya nun jauh ke UK.

wallpaper sada coffee safariku
Photo: Muksalmina Blc

Itulah memori yang paling saya suka selama menikmati kopi arabika gayo di Sada Coffee 2, di Gampong Mulia, Banda Aceh, akhir Maret lalu. Ini salah satu coffeeshop favorit saya di ibu kota. Adalah cita rasa kopi dan suasananya yang membuat doyan nyantai di sana.

Anda boleh mencobanya, kapan-kapan. Dan, jangan lupa pakai kaos bersimbol luar negeri bila ingin narsis di Sada Coffee sesekali. []

Writer: Makmur Dimila

Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *