Saya sangat tersentuh dengan fotomu tiga hari lalu, yaitu bocah riang dalam sawah yang memegang poster “I Love Aceh”. Saya kenal mereka semua. Mereka adalah penerima sapaanku saat saya pulang kampung ke Metareuem, Pidie. Mereka itu anak-anak Desa Blang Metareuem, kampung lahir saya.
Saya dkk yang sekarang merantau cukup terhibur dengan fotomu itu. Mereka sangat bahagia. Tak hanya kami, foto itu juga disukai banyak netizen lain. Sebab foto itu sangat mencerminkan harapan masyarakat Aceh sekarang agar dapat selalu tersenyum bahagia.”
Saya mengirim pesan kepada Ovi Yandi melalui Facebook. Saya berhasil melacaknya setelah melihat foto bocah I Love Aceh di Fanpage Facebook acehinfo.com, 27 Februari lalu. Dalam fotonya, 5 bocah telanjang dada tertawa lepas, berdiri di pematang sawah sambil memegang poster bertuliskan ‘I Love Aceh’.
Foto itu membuat sekampung heboh. Kampung saya, tentunya. Baik yang di kampung maupun yang di perantauan, mendiskusikan bocah-bocah itu via sosial media. Kami khususkan pada dua bocah paling depan. Keduanya adalah adik-abang.
Nama panggilannya Syawal (adik) dan Takim (abang). Syawal seorang yang ganteng dan santun. Tapi Takim bocah yang garang dan batat alias bandel. Bahkan paman mereka bilang, Takim seorang preman di wilayah selatan desa.
Suatu kali, saat malam lebaran, wajah Takim tersulut api bude trieng (Indonesia: meriam bambu) hingga membuat wajahnya sempat gosong. Sejak kejadian malam lebaran itu, kepremanannya makin kuat. Namun begitu, keduanya adalah anak dari sepupu saya.
Ovi Yandi sempat tak percaya saat saya beritahukan bahwa dua bocah I Love Aceh di saf depan dalam fotonya ialah adik-abang dan anak sepupu saya, hingga saya menantangnya untuk menanyakan pada bocah itu jika bertemu lagi.
Berikut petikan wawacancara Safariku dengan Ovi Yandi.
Bagaimana ceritanya hingga bisa memotret bocah dengan poster I Love Aceh?
“Kemarin saya buat foto itu iseng-iseng aja. Jadi sempat kepikir, memotret anak-anak dengan memegang poster I Love Aceh dengan ekspresi mereka yang girang bahagia.”
Di mana lokasi pemotretannya?
“Saya memotret bocah itu di persawahan di Kawasan Lhok Jeum, dekat dengan Gle Meunasah Kumbang, Kemukiman Metareuem, Kecamatan Mila, Kabupaten Pidie.”
Mereka bilang apa waktu mau Ovi foto?
“Enggak bilang apa-apa sih, sepertinya mereka ketagihan sama foto-foto.”
Apa mereka tahu makna “I Love Aceh”?
“Haha.. ada sebagian dari anak-anak itu yang tau kayaknya, tapi pastinya yang megang poster saya yakin belum tau, karena masih terlalu kecil.”
Haha, Syawal memang paling muda di antara bocah I Love Aceh itu.
Sebelumnya saya juga sempat tanyakan profilnya. Ovi Yandi siswa SMAN 2 Sigli yang hobi fotografi. Yang mengejutkan saya adalah jawabannya berikut: “saya sebenarnya putra kelahiran Metareum juga,” hah? “Pulo Kameng, Bang,” sambungnya. Oh, tetanggaan kok.
Orang Metareuem juga rupanya. Kalau begitu, saya tak sebutkan di sini dia anak siapa dan bagaimana orangnya. Pembaca bisa saja bertutur sapa langsung di Fecebooknya, Ovii Yandii, atau akun Instagramnya @oviiyandii. Bagi orang kampung saya, silakan berkenalan saja dengannya jika ketemu.
Terima kasih Ovi Yandi. Salam saya buat Syawal dan Takim.[]
Writer : Makmur Dimila
Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂