JUJUR. Pandangan saya langsung terpacak pada sebuah batu besar di ujung Pasi Saka. Batu itu menyerupai tunas kelapa atau lambang Gerakan Pramuka. Ia tergeletak manis di tebing pantai.
Saya naiki Batu Tunas Kelapa itu melalui pohon pandan laut (Pandanus Tectorius). Ia tumbuh di sebidang tanah yang ketahan batu besar itu.
Di atas batu, saya duduk melempar tatap ke hamparan laut yang masuk dalam wilayah Kecamatan Sampoinet, Aceh Jaya. Dan rombongan perjalanan 25 November 2014 itu terlihat jauh di utara; sebagian di bukit dan sisanya di pantai.
Pasi Saka bila di-Indonesia-kan berarti Pasir Gula. Nama pantai yang keindahannya semanis namanya.
Tak lama, beberapa kawan menghampiri Batu Tunas Kelapa. Sesi pemotretan pun dimulai dengan backsound debur ombak.
Ada banyak pengalaman lain kami temukan di sini. Satu hal yang pasti, kelelahan mencapai spot ini terbayar lunas saat tiba di lokasi. Tunggu saja cerita seru bertualang ke Pasi Saka di Majalah Aceh Tourism edisi khusus 10 tahun tsunami, 26 Desember 2014. Tak lama lagi kok.
Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂
Writer : Makmur Dimila
One thought on “Batu Tunas Kelapa Pasi Saka”