Kehadiran drone mempermudah para pegiat videografi atau sinematografi. Tak perlu numpang helikopter atau menggunakan crane untuk dapatkan rekaman udara. Pun tak perlu mendaki bukit atau memanjat tower seperti yang saya lakukan.
Helikopter mini tanpa awak itu mampu menghasilkan video udara (aerial video) yang menggugah, dengan bantuan kamera GoPro atau sejenisnya.
Indonesia mulai terangsang oleh teknologi drone dalam dua tahun belakangan. Promosi pariwisata pun dianggap ampuh dengan cara ini.
Setahun lalu—lebih setahun tepatnya—saya dan seorang kawan, beranikan diri memanjat tower 100 mdpl hanya untuk mendapatkan aerial video. Di Kecamatan Meukek, Aceh Selatan, kami menaklukkana tower milik salah satu penyedia jasa layanan seluler.
Saat itu saya belum tahu adanya drone. Jika pun tahu, benda itu sulit didapat: mahal dan mesti dipesan di luar Indonesia. Dengan semangat anak muda, saya rekam pemandangan alam dengan kamera iPad mini.
Berdiri setengah jam di puncak tower tanpa pengaman, rasanya, antara hidup dan mati.
Saya ingin “hidup” dengan merekam kehidupan masyarakat pesisir yang diapit gugusan gunung Bukit Barisan Pulau Sumatera dan Samudera Hindia yang harmoni.
Tonjolan terumbu karang, perahu lalu-lalang, jejeran pokok kelapa yang lebat, dan ombak menyapu pelan sekali, serta sinar matahari pagi, adalah kenikmatan luar biasa bagi saya hari itu, 23 April 2014.
Kenikmatan itu bikin saya tak mau turun. Namun hati mengatakan, “Saya tak mau mati, saya harus bisa publikasi aerial video ini.” Kami pun turun dengan selamat, dengan membawa foto-foto dan video menarik.
Rekaman itu, sialnya, sempat hilang. Hingga setahun berlalu, pada September 2015, saya mendapatkan kembali footage aerial video Meukek itu setelah tercecer entah di dalam hardisk ekternal seorang kawan. Berikut videonya:
Senang bukan main.
Meskipun rekaman dan hasil editing aerial video saya (dengan iMovie) tak setokcer karya videografer profesional, saya merasa sangat puas dan bahagia.
Secara manusiawi, saya telah memenuhi keinginan menikmati sepotong keindahan alam dengan mata kepala sendiri dan membagikannya kepada dunia.
Sebaiknya dibaca: Petualangan di Aceh Selatan, Memanjat Menara 100 Meter
Sekarang seandainya diminta naik lagi ke tower tersebut, saya angkat tangan. Tapi mungkin menerima tantangan jika ke tower berbeda. Alangkah senang lagi, jika saya diberi kesempatan memanfaatkan teknologi drone untuk bikin satu aerial video yang lebih keren. Suatu saat. Amin. 😀
Writer: Makmur Dimila
Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂
Video Safariku lainnya: Lingkok Kuwieng, Keunikan Aceh di Lembah Seulawah