Jam 6, sunset menanti. Perlahan-lahan, matahari bagai reptil yang mundur dan masuk ke semak-semak. Momen yang indah. Imajinasi mengundang kami berkreasi siluet dengan latar matahari tenggelam.
Indahnya Bukit Lhok Me. Tapi, butuh perjuangan keras untuk mencapainya. Sekitar 40 km dari pusat Kota Banda Aceh, atau sekitar 40 menit perjalanan darat.
Baca: Keindahan Lain Lhok Me part 2
Dalam perjalanan, saat melewati Pelabuhan Malahayati, kami berhenti di depan sebuah pintu masuk di kiri jalan. Di pagarnya papan bergantung, “Dilarang Menyelam/Menembak Ikan di Tebing”. Kami agak takut masuk.
Husss. Sepeda motor melaju di belakang kami dan berhenti. “Tamong ju, Dek, hana peu-peu,” ucap seorang lelaki. Kemudian kami bicara. Namanya Jol, warga Desa Lamreh, desa yang dikaruniai bukit indah yang akan kami nikmati.
Dia mempersilakan kami masuk. Dia bilang, kalau orang yang buat papan larangan itu bisa masuk, kenapa kami tidak? “Tamong ju, meunyo na yang tham, peugah bakBang Jol,” ia mendukung, bahwa kalau ada yang larang, laporkan saja ke dia. He-he.
“Rejeki kita, Bro,” kata saya.
“Kalau niatnya baik, memang ada jalan,” sahut Saryulis.
Tapi rupanya, banyak jalan menuju ke sana. Bang Jol juga menyarankan kami masuk lewat jalan sekitar 500 meter ke depan lagi. Mirza memboncengi Saryulis yang menggamit bungkusan nasi dan minuman untuk makan siang.
Saya sendiri, memanggul ransel dan mengepit peralatan selam di dudukan motor matik dengan kaki. Melintasi jalan aspal yang mulus, naik dan turun bukit.
Baca: Keindahan Lain Lhok Me part 1
Kami belok kiri di satu pintu masuk, sekitar 100 meter sebelum gerbang masuk Pantai Pasir Putih Lhok Me. Terdapat bekas jalur kendaraan yang membelah jalan berkerikil putih. Kami menempuh jalan terjal. Belok kiri. Turun. Kemudian menjumpai pintu masuk lagi. Mendaki lagi, terus belok kiri, mendaki, lalu belok kanan, hingga parkir di puncak tebing. Menempuh jalan berliku hingga 15 menit. (Membingungkan? Sebaiknya pakai guide, hehe).
Disambut hijau tosca Samuder Hindia. Lepas rehat sejenak, kami makan siang di ujung tebing, sembari mendengar musik disko dari seberang. Di belakang dan timur kami, bukit-bukit menjulang, bagai Bukit Teletubies. Setelah itu, kami turun ke kiri, mandi dengan air asin.
Kami telah atur waktu, perjalanan hari itu, hanya sampai matahari tenggelam. Tak niat berkemah. Dan kami juga tak mungkin menjelajahi Tebing Kuta Lubok. Mungkin lain kali. Dapat menikmati sunset saja sudah lebih dari cukup. Mengakhiri eksplorasi keindahan lain Lhok Me. Selamat bertualang.
Writer: Makmur Dimila
3 thoughts on “Keindahan Lain Lhok Me (3)”