PANTAI Lange bagai gadis cantik yang dilarang orangtuanya keluar rumah; para lelaki juga tak diizinkan apel ke rumahnya.
Pantai di balik pegunungan Gle Leumo, Aceh Besar itu, padahal sangat mempesona. Laut biru yang tenang, pasir putih yang terkadang umpama gurun pasir, dan keajaiban air mancur alami yang menerjang udara di bibir pantai. Nuansa aduhai itu kini sulit dinikmati.
Senja di Lange, Maret 2014. |
“Kita rombongan terakhir yang berhasil ke Lange, sepertinya,” kata Rahmad Taufik, akhir Juli lalu, saat membicarakan agenda safari kami selanjutnya.
Saya bersama Rahmad Taufik dan kawan-kawan, bermalam di Lange pada 9 Maret 2014. Sekembali dari sana, kami banyak mendengar kelompok-kelompok pejalan yang gagal mencapai pantai eksotis itu. Mulai dari tidak diizinkan keuchik (kepala desa_red) setempat sampai dijemput warga.
Salah satu atraksi kami saat bermalam di lokasi air mancur alami yang dikenal Ie Rah Beach. |
“Sehari sebelum kita pergi, ada dua kelompok yang dilarang warga. Kemudian di hari kita pergi, satu kelompok tak mendapat izin dari keuchik. Keuchik beralasan, mereka harus bernasib sama seperti dua kelompok sebelumnya yang dilarang warganya,” cerita dia.
Minggu itu, kami hiking pada sore. Nekat tanpa permisi. Toh kita ingin menikmati anugerah Tuhan, buat apa dilarang? Tentu pecinta alam mesti menjaga alam jika ingin menikmati keindahannya.
Pantai Lange berada di kawasan Kemukiman Lamlhom, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Butuh 1 jam treking untuk mencapainya dengan start point di Gampong Lamgirek tak jauh setelah Pantai Lampuuk.
Jelang sunset di Pantai Lange. Foto by Ikbal Fanika, bagai lukisan. 😀 |
Saya mengamati hingga Juli 2014, ada tiga alasan dilarang ke Lange. Pertama, takut ketahuan indikasi illegal logging di hutan lindung. Kedua, dikhawatirkan ada pejalan berlawanan jenis yang akan melanggar syariat islam di lokasi. Ketiga, sebagian warga was-was ditemukannya ladang maryuana di pegunungan. Anda boleh tidak percaya dengan tiga alasan itu, silahkan ricek.
Taufik sendiri cenderung mendukung larangan ke sana. Dia kira itu lebih baik karena Lange dijadikan spot konservasi penyu. Maka dengan tidak adanya pengunjung, spesies penyu pun tak terganggu.
Namun bagaimanapun, keindahan Lange tak bsia digembok. “Misal saya pengen sekali ke sana, saya akan pergi sendiri,” tutur Taufik. Manusiawi sekali alasanya. Saya juga mau bersafari lagi ke Lange kelak, bertutur-sapa dengan gadis cantik itu.[]
Writer: Makmur Dimila
ooooh Gadisku yang cantik. kapan kita bisa bersua kembali???
sungguh, senja yang asyik 😀
smoga dpt kesana suatu waktu.
Amiin…
Siapkan mahar yg banyak, biar orangtuanya luluh. Haha