USAI berlayar ke pulau legenda Amat Ramanyang, kami singgah di Pantai Kuta Lubok. Letaknya di antara Pantai Leuen Lhok dan Pantai Lhok Me—objek wisata bahari favorit di timur Aceh Besar. Pantai ini ternyata menyimpan keindahan yang belum terjamah.
Pantai Kuta Lubok,
Garis Pantai Kuta Lubok melengkung di depan Benteng Kuta Lubok. Sebuah benteng pertahanan yang diduga para arkeolog sebagai situs peninggalan kerajaan sebelum masa Sultan Iskandar Muda. Kira-kira 8 abad yang lalu, seusia dengan batu-batu nisan yang ditemukan di Situs Lamuri bulan lalu di Bukit Kuta Lubok.
Angin dari perbukitan menyapu wajah kami yang sedang bersantai di bawah pepohonan cemara laut. Sambilan rehat, kami juga dapat menikmati hamparan laut. Di kanan pantai ini dipagari tebing-tebing Bukit Lhok Me. Di kirinya, menjuntai tebing-tebing yang berakhir di Pantai Leuen Lhok di balik Bukit Kuta Lubok sana.
Cangkang biota Bulu Babi (Sea Urchin) di Pantai Kuta Lubok. Tahu tidak? Isi dari cangkang hewan ini bisa dimakan lho. 😀
“… Bulu Babi sudah sangat banyak digunakan di negara-negara lain. Di Jepang contohnya, hewan ini dijadikan salah satu varian Sushi yang bernama Uni. Begitu juga di negara-negara Eropa Selatan. Salah satu khasiat hewan ini adalah Aphrodisiac,” kata Yuri Pratama, pengusaha bulu babi Indonesia.
Muara di timur Pantai Kuta Lubok, mengalir ke satu sungai di ujung Benteng Kuta Lubok.
Benteng Kuta Lubok.
View dari lubang di Benteng Kuta Lubok.
Tentu, Si Amat Ramanyang dapat kami pandang dari Pantai Kuta Lubok. Ia terpanggang matahari meskipun teronggok di lautan biru kehijauan. Gugusan awan tebal menggayut, memberikan lansekap yang indah Sabtu siang itu.
Seminggu setelah penelitian, saya cari-cari di Google, dan terpaku di website acehkita.com yang menulis kondisi Benteng Kuta Lubok dan Benteng Inong Balee tak jauh dari situs ini. Agam, seorang warga Lamreh menyatakan, warga tidak merawat lagi dua situs ini setelah tsunami 2004, karena Pemkab Aceh Besar tidak peduli. Sayang, ya.. :(Hari itu, Kru Penelitian Situs Lamuri Underwater berbagi cerita mengisi waktu senggang. Saya merebahkan diri di batang cemara, mendengar cerita mereka dengan mata terpejam. Saya memikirkan, spot-spot di kawasan ini sangat layak dikelola menjadi objek wisata alam dan sejarah. Apalagi sejalur dengan objek-objek wisata lainnya di timur Aceh Besar, seperti Pantai Pasir Putih Lhok Me.
Hai! … Soe nyan? Apaan tuh. 😀
Lihat foto-foto pesona Pantai Kuta Lubok lainnya di sini. Ayo bersafari ke Aceh Besar 🙂
Writer : Makmur Dimila
5 thoughts on “Pantai Kuta Lubok, Oh, Indahya..”
Kalau sudah dijadikan sushi (bukan menteri) pasti enak ya itu biota Bulu Babinya..
Haha, jelas maknyus dong.. 😀 Tapi Susi itu expert di bidang perikanan juga kok, coba kalo dia populerkan kuliner bulu babi, pasti kaya orang Lamreh. Haha
Di bali ada kuta, di lombok ada kuta, eh di aceh juga ada kuta … aku sempet makan isi bulu babi di wakatobi, tapi waktu itu dah di masak jadi tumis dan lumayan enak cuman rada amis 🙂
Kalau sudah dijadikan sushi (bukan menteri) pasti enak ya itu biota Bulu Babinya..
Haha, jelas maknyus dong.. 😀 Tapi Susi itu expert di bidang perikanan juga kok, coba kalo dia populerkan kuliner bulu babi, pasti kaya orang Lamreh. Haha
Di bali ada kuta, di lombok ada kuta, eh di aceh juga ada kuta … aku sempet makan isi bulu babi di wakatobi, tapi waktu itu dah di masak jadi tumis dan lumayan enak cuman rada amis 🙂
Yep, ketiga-tiganya juga punya taman bawah laut yang indah. Aceh punya Pulau Weh. 😀
Oh ya? Asiiik dong Mas, saya belum, pengen juga sih suatu saat. 😀