Pulau Bunta dari Lhok Keutapang. FOTO : Makmur Dimila |
Lhok Keutapang, nama pantai tersembunyi yang saya nikmati pada Sabtu-Minggu akhir Agustus 2014. Ia segaris dengan pantai-pantai tersembunyi lainnya di Aceh Besar, Pantai Lhok Mata Ie, Pantai Lange, dan Pantai Meumong. Ketiga-ketiganya sudah saya “tiduri”. Maksud saya, sudah pernah berbaring di pasir pantai yang eksotis ini. Dan kini, berkesempatan kemping di lokasi yang saya idam-idamkan sejak awal tahun.
Bulan sabit dikelilingi gemintang menyambut kedatangan kami malam itu. Malam? Iya. Kami berangkat jam 5 sore dari Ujong Pancu, Peukan Bada, Aceh Besar. Rute setapak membelah semak-semak. Meliak-liuk di bahu pegunungan yang belum kami tahu namanya. Tapi bersebelahan dengan Gunung Goh Leumo, salah satu tujuan hiking favorit di Aceh Besar.
Terkadang, batu-batu gunung menjadi tangga, dan semut-semut besar berkelahi di pohon menjadi keasikan saat singgah sejenak. Enaknya trekking dan hiking sore itu, sebab dipandu Rahmat Taufik yang sudah pernah ke Lhok Keutapang. Satu spot padang ilalang mengakhiri perjuangan.
Malam di Lhok Keutapang semakin syahdu selama bulan masih menggantung di atas garis horizon Samudera Hindia. Cahaya kuningnya menyorot hingga menyentuh permukaan laut di bibir pantai: lokasi kami berkemah, dekat sebuah gua batu karang. Sesekali deru mesin boat nelayan berlalu, kami tak tahu letak boat andai tak dinyalakan lampu kedip.
Bulan menghilang jam 11. Namun segaris kumpulan galaksi (milky way) membentang di langit. Saya menikmatinya seraya berbaring di tumpukan pecahan karang pantai. Sayangnya, satu kamera Canon 100D yang dibawa Taufik keburu habis batere.
Saya bawa ipadmini, mustahil memotret langit. Maka, bayangkan sendiri, betapa cantiknya rupa Lhok Keutapang ketika malam. Lebih-lebih, membayangkan tidur sembari dininabobo debur ombak yang beralun. Oh..
Tapi, kami tidak tidur. Begitu angka di kalender Masehi bergeser ke 31, kami memancing di batu-batu besar yang menonjol di pantai. Ikan-ikan karang hasil pancingan itu kami santap siang hari.
Minggu pagi, kami benar-benar menikmati keindahan Pantai Lhok Keutapang. Sinar mentari datang agak telat, sebab harus lebih dulu merayapi gunung yang kami daki kemarin. Selain garis pantai dengan latar Pulau Bunta, padang ilalang adalah spot pose yang menarik. Bahkan, Taufik, Munawar, dan Boy menginginkan saya selfie di atas batu besar yang menyembul di antara savana itu.
Di sini lah kami kemping, bersisian dengan gua batu karang. FOTO : Makmur Dimila |
Sebelum matahari datang ke Lhok Keutapang. FOTO : Makmur Dimila |
Kamu kasih komentar sendiri ya 😀 FOTO : Makmur Dimila |
Hmm, asik masing-masing, keudroe-keudroe. FOTO : Makmur Dimila |
Memelototi Pulau Bunta. FOTO : Makmur Dimila |
Ini dia view Pantai Lhok Keutapang secara keseluruhan. |
Sebentar-sebentar, boat wisata melintas dari arah Ulee Lheu menuju objek wisata baru Pulau Bunta, atau boat nelayan melewatinya berlayar ke perbatasan Indonesia. Air laut yang biru jernih, akhirnya membuat saya dan Sayed mandi. Tengah hari, usai makan pula. Airnya tak begitu asin, buktinya kadar garam tidak terasa di bibir kami usai ceburkan diri. Kelelahan hiking pun terbayar. Bersyukurnya kami berhasil menikmati keindahan alam ini. Ayo bersafari ke Aceh. 🙂 []
Lihat foto-foto keindahan Lhok Keutapang sehabis subuh di sini.
Lihat foto-foto keindahan Lhok Keutapang sehabis subuh di sini.
Writer : Makmur Dimila
Nanti kalau balik lagi ke sini, harus bawa alat snorkeling, Mur. Di tebing ujung sebelah kanan itu karangnya masih bagus. 😀
Oya, Bang? Baru tau saya. Oke deh, makin bersemangat untuk kembali ke sana. 😀