Jet ski meraung-raung di perairan tepi pantai. Di bawah laut, para penyelam tak sabar menemukan spesies ikan langka. Di pasir pantai, seniman menampilkan tarian paling tangkas. Masyarakat kepulauan menonton dengan khidmat, “apa yang sedang terjadi dengan tanah kita hari ini?”
Pekerja media nasional dan lokal, menunggu momen-momen terbaik untuk dikabarkan ke Indonesia. Bahwa Pulo Aceh sekeping “surga” yang tak diabaikan. #Toh, semua orang ingin masuk Surga, ya, kan? 😀
Setidaknya, itulah yang diharapkan dari event Explore Destinasi Pulo Aceh minggu depan. Kegiatan ini akan berlangsung pada Sabtu, 14 November mendatang, di Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar.
Acara yang digelar Badan Pengusahaan Kawasan Sabang ini ingin perkenalkan potensi Pulo Nasi dan Pulo Breueh. Dalam beberapa tahun terakhir, jika menyebut Pulo Breueh, orang akan langsung bilang, “di sana ada Mercusuar William’s Torren.”
Sebaiknya dibaca: Mercusuar William’s Torren, Kado Belanda untuk Aceh
Sebenarnya ada banyak potensi pariwisata lainnya di Pulo Aceh. Perikanan, wisata lingkungan, seni dan budaya, serta bahari. Sederet potensi inilah yang akan diliput peserta Media Field Trip dalam event Explore Destinasi Pulo Aceh. Selama sehari penuh, di perairan Pulo Aceh berlangsung atraksi jet ski, fun dive, serta pertunjukan seni dan budaya di malam hari.
“Sehingga melalui event tersebut, dengan sendirinya Pulo Aceh akan dikenal sebagai salah satu titik destinasi baru bagi wisatawan di Kawasan Sabang,” sebut Ketua Pelaksana, Fauzi Daud.
Kawasan Sabang terdiri atas Kota Sabang (Pulo Weh, Pulo Klah, Pulo Rubiah, Pulo Seulako, dan Pulo Rondo) dan Kecamatan Pulo Aceh (Pulo Breueh, Pulo Nasi, dan Pulo Teunom), Kabupaten Aceh Besar. Kawasan ini ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas melalui Undang-undang No. 37 tahun 2000.
Kesempatan masuk “Surga”
Saya pernah mengeksplor Pulo Nasi pada awal tahun ini. Tapi Pulo Breueh masih sebatas pada cerita orang lain. Terutama dalam film dokumenter “Pulo Aceh, Surga Yang Terabaikan”. Film ini meraih juara kategori favorit pilihan audiens pada Ajang Film Dokumenter Internasionl oleh Pusat Budaya Kerajaan Belanda di Jakarta, September 2012.
Sebaiknya dibaca: Seru-seruan di Mercusuar Pulo Nasi
Kamu akan terpana dengan panorama alam dan kekayaan bahari, tapi akan terperanjat kecewa melihat kehidupan masyarakatnya. Demikianlah gambaran umum film yang digarap Komunitas Lamp On itu.
Saya akan ambil bagian untuk memperkenalkan “surga” itu. Jika sempat, ingin sekali ke Desa Meulingge, Pulo Breueh, yang menjadi setting film tersebut. Bagaimana kehidupan mereka kini. Apakah perekonomian masyarakat Pulo Aceh akan tumbuh di Kawasan Sabang?
Jika berminat, masih ada kesempatan buat kamu yang ingin eksplor Pulo Aceh dalam event itu. Bisa komunikasikan dengan panitia di Facebook Explore Destinasi Pulo Aceh. Semoga beruntung![]
Writer: Makmur Dimila
Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂