Segelas teh panas. Satu kap bubur kacang hijau. Sebotol air mineral. Ketiganya ada di hadapan saya sekarang. Menghadap segelas teh panas, satu kap bubur kacang hijau, dan sebotol air mineral yang ada di hadapan orang lain.
Hari mulai gelap. Orang-orang menanyakan jam berapa. Saya teringat suatu sore dua tahun lalu saat mencoba berbuka puasa bersama di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Sekilas, berada di Masjid Agung Kota Depok ini, menggantikan kerinduan saya pada masjid di Aceh.
https://instagram.com/p/4orgT2jKvA/?taken-by=makmurdimila
Masjid Kubah Emas, sebutan lebih popular untuk masjid ini, sebab lima kubahnya dilapisi emas 24 karat berbentuk susunan mosaik. Dan berkilau bila dipandang dari sudut manapun. Karena sebutan itu pula, saya penasaran untuk Jumatan di masjid ini beberapa hari sebelum puasa Ramadhan 1436 H bergulir.
Kini, saya ingin merasakan bagaimana suasana tarawih di masjid yang diresmikan pada 2006 ini. Setiap malam, imam akan membawakan satu juz Al-Quran untuk melengkapi 20 rakaat salat sunat tarawih.
Sebelum tarawih, saya berjalan-jalan di halaman Masjid Emas Depok ini. Mengelilinginya. Pohon-pohon palem—bergaya Timur Tengah—memberikan lanskap menarik di utara masjid dengan sinar lampu terpancar dari bangunannya berlapis granit.
Di sekitar masjid terdapat tiga bangunan lain: rumah pasangan Hj. Dian – H Maimun, auditorium, dan gedung serbaguna. (Hj. Dian Juriah ialah perempuan kaya yang membangun masjid ini.)
Saya sampai di gerbang utama, yang ternyata terpaut sekitar 200 meter dari pintu masuk kompleks masjid. Ia berada di sebelah timur. Sebuah pintu masuk terbuka disangga pilar-pilar.
Setelah gerbang utama itu, ada ruang terbuka—sebuah selasar—seperti di Masjid Istiqlal Jakarta. Ruang yang sepertinya untuk menggelar suatu acara atau even tertentu dan mampu menampung 10 ribu orang.
Bulan berwarna jingga agak kemerahan, tampak kalem dari barat masjid. Ia bertengger sejajar dengan bahu Masjid Emas Depok. Dan akan berada di antara kubah-kubah emas jika saya semakin bergeser ke utara. Damai sekali rasanya melihat bulan yang sesekali ditutupi awan hitam, malam Jumat itu.
Saya menikmatinya dari taman, merekam dengan ponsel. Betapa indahnya Rumah Allah.
Tak hanya saya, pengunjung yang menunggu azan Isya bergema, juga memotret dengan latar masjid—dan harus kelihatan kubah emasnya. Saat saya ke sana sebelumnya, tampak seperti lebih banyak wisatawan daripada jamaah salat. Ya, sebelum atau sesudah Jumatan, orang-orang berfoto dengan latar masjid agung itu.
Masjid Kubah Emas memang destinasi wisata favorit di Depok, Jawa Barat. Sama halnya dengan Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh. Namun masjid bernama asli Masjid Dian al-Mahri ini dibangun dalam kompleks seluas 60 hektare, dengan biaya ratusan miliar rupiah. Ia terletak di Jl. Meruyung, Kec. Cinere, Depok.[]
Witer: Makmur Dimila
Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂
One thought on “Kemilau Masjid Emas Depok”