Hai Traveler!
Kamu mungkin sering menonton film bertema traveling. Katakanlah misalnya Eat, Pray, Love. Liz Gilbert gagal mempertahankan status perkawinannya dengan seorang pria di New York. Wanita yang diperankan Julia Robert itu kemudian mencari ketenangan ke luar negeri: Itali, India, dan Indonesia.
Di Bali, Liz menemukan cinta sejatinya. Petualangannya di Pulau Dewata sejenak berhenti saat dinyatakan cinta oleh Felipe–duda tampan yang sudah lama berbisnis di Bali. Di sinilah akhirnya Liz menemukan keseimbangan hidupnya.
Pernahkah kamu menonton film traveling namun bercerita tentang ibu hamil muda yang melakukan perjalanan jauh? Rasa-rasanya sangat langka. Tapi jangan khawatir meskipun tidak ada film atau novel yang menginspirasikan seoang ibu hamil atau istri kamu yang sedang hamil.
Ada beberapa cerita dari traveler wanita yang tetap berani jalan-jalan meskipun sedang hamil. Di Aceh misalnya, kami tertarik dengan cerita Liza Fathia. Dalam satu postingannya, Menuju Puncak Lamkabeu, ia cerita bagaimana menjaga janinnya agar tetap aman.
Pada trimester pertama, dokter melarangnya lakukan aktivitas berat, termasuk perjalanan yang melelahkan. Ia paling jalan-jalan santai saja. Tapi ketika masuk trimester kedua, ia tak sabar membunuh rasa bosannya.
Suatu hari bersama suaminya, Liza mendaki puncak Lamkabeu, Aceh Besar. “Tidak tinggi memang, tapi untuk wanita hamil cukup membuat nafas ngos-ngosan. Dari puncak saya bisa melihat Seulimum dan gunung Seulawah yang tertutup awan. Indah sekali,” kisahnya di blog pribadi, liza-fathia.com.
Ibu hamil muda asal Aceh ini telah mengenalkan alam kepada seorang manusia semenjak dalam kandungan, apa yang seharusnya dilakukan oleh ibu hamil lain.
Irawati Hamdany dalam Tips Perjalanan Jauh Bagi Ibu Hamil Muda di laman kesehatanibuhamil.com menyebutkan, ahli kandungan membolehkan ibu hamil lakukan perjalanan asal dalam kondisi yang sehat wal afiat. Dia bahkan menekankan, wanita berbadan dua perlu jalan-jalan untuk menikmati wisata alam.
“Sangat sayang jika ibu hamil beserta keluarga tidak bepergian ke tempat tersebut untuk mendapatkan pikiran yang segar, damai dan tenang. Selain pikiran fresh, wisata alam juga menambah kesehatan tubuh ibu mengandung karena mereka berjalan-jalan sambil menghirup udara segar, sejuk, dan bebas polusi,” tuturnya.
Dia juga menyatakan bahwa perjalanan jauh ke suatu objek wisata juga dapat melatih mental ibu hamil sebagai persiapan persalinan yang sangat berat. Wisata menurutnya dapat menjadi pilihan alternatif untuk menambah kesehatan fisik bagi seorang ibu dan janin.
Di luar sana, pasti ada banyak traveler wanita lain yang tetap melakukan perjalanan meski sedang hamil muda. Tak hanya Liza dan Irawati.
Baca juga: Susu Ibu Hamil yang Gemar Traveling dan Menjaga Perkembangan Janin Saat Traveling
Kita berharap nantinya ada film traveling mengangkat kisah ibu hamil yang berani melakukan perjalanan. Film yang meyakinkan manusia untuk mengenal alam semesta bahkan sejak ia masih dalam kandungan. Amin. [adv]
Writer : Admin
Terima kasih tispnya, kebetulan sekali saya sekarang lagi hamil anak pertama,dan ada rencana untuk liburan bersama suami,,
Terima kasih kembali. Saya bahagia jika artikel ini bermanfaat. Semoga lancar ya Mbak traveling-nya. 😀