Mustafa pemuda asli Desa Rabo, Kemukiman Pulo Nasi, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar, salah satu nelayan di pulau wilayah barat Indonesia itu.
[hr style=”single”]
Jika musim timur (angin barat), ia bisa turun 2 kali dalam sehari dan mendapatkan ikan lebih dari satu fiber besar. Tetapi di musim barat seperti saat kami datang awal Januari, ia hanya dapat paling satu fiber dalam sehari.
“Mencari ikan adalah pekerjaan paling menyejahterakan bagi kami di pulau,” ceritanya ketika kami ngopi di kedai dekat Dermaga Lamteng.
“Mustafa mantan penyelam kompresor,” kata Bang Salman saat melihat hasil tangkapannya, sore pertama kami di Pulo Nasi.
“Sudah lama saya tinggalkan, tidak benar cara itu,” aku Mustafa.
Dia menyatakan, mencari ikan di laut sudah mencukupi kehidupannya. Ia bisa dapat ratusan ribu sekali menjala ikan.
Selama kami di Pulo Nasi, ia menjadi perantara kami dengan masyarakat setempat. Sangat membantu. Mustafa juga bawa saya ke seorang tabib untuk mengobati seorang di antara kami yang sakit. Kami asik-asikan berkendara hingga mencapai Kandang, Desa Alue Riyeueng, di rumah ‘dokter tradisoional’.
Terima kasih Mustafa.
Writer : Makmur Dimila
Berjalanlah… dan ceritakan pengalamanmu 🙂
SEBELUMNYA, Seru-seruan di Mercusuar Pulo Nasi
One thought on “Kesejahteraan Nelayan Pulo Nasi”